Senin, 30 Maret 2020

Kiat-Kiat Membangun Intropeksi Diri


Dalam menjalani kehidupan duniawi ini, setiap individu atau manusia pasti mengalami lika-liku kehidupan yang membuat manusia itu merasa bahagia dan sedih silih berganti. Saya juga merasakan hal itu sepanjang hidup saya, kadang saya merasa bahagia, kadang juga merasa sedih. Saya merasa bahagia ketika hal-hal yang saya impikan, saya dambakan itu terkabul maupun tercapai dengan jerih payah saya sendiri, terkadang melalui hal-hal yang tidak kita duga datangnya. Sama halnya dengan kebahagian, kesedihan ataupun keputusasaan datangnya juga tidak menentu, kadang hal yang kita inginkan atau kita anggap akan membuat bahagia sekalipun, seringkali membuat kita kecewa dan sedih.
            Ya itulah hidup, kita tidak bisa menebaknya akan seperti apa kedepannya, bagaimana jalannya, kemana arahnya, akan bahagia ataukah kesedihan yang akan menghampiri kita. Ketika sedang dalam keadaan bahagia sering kali saya merasakan seluruh dunia menjadi milik saya sendiri dan berpihak pada saya, namun ketika kesedihan itu menghampiri hidup saya ini, saya merasakan dunia bahkan orang-orang disekitar saya tidak berpihak pada saya, kemana orang-orang terdekat saya ketika saya sedang merasa dihinggapi kesulitan. Namun ada satu sosok yang tetap membuat saya merasa utuh dan tidak membuat saya merasa terbelakang dan terkucilkan, yaitu bunda saya.
            Bunda, manusia pertama yang saya temui dimuka bumi ini, tak heran setiap ada masalah suka maupun duka saya selalu menceritakan kepadanya, semua hal saya ceritakan, dari saya sedang merasa senang, sedih, dan marah. Terkadang bunda menjadi “pendigin” ketika hati saya panas karena emosi yang meluap-luap. Bunda juga selalu memberikan saya arahan bagaimana menjalani kehidupan ini, seluk beluk kehidupan, serta jatuh bangunnya kehidupan duniawi ini.
            Intropeksi diri menurut saya sendiri adalah sebuah proses dimana kita mengamati diri sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, introspeksi diri merupakan peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, serta kesalahan dari diri sendiri.
Intropeksi diri biasa disebut pula dengan istilah kontemplasi atau refleksi diri. Ketiganya memiliki pengertian yang sama, yaitu melihat diri sendiri dan melakukan pengungkapan pikiran dalam pemikiran yang disadari. Intropeksi diri merupakan lawan dari ekstropeksi. Jika intropeksi merupakan proses dalam melihat diri sendiri, maka ekstropeksi merupakan proses pengamatan yang dilakukan terhadap objek-objek di luar diri. Intropeksi diri merupakan cara yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalah yang sedang kita alami atau yang sudah kita alami. Tapi menurut saya sendiri intropeksi diri sendiri sangat meragukan dalam memecahkan permasalahan, karena sifatnya subjetif dalam artian kita tidak bisa mengukur permasalahan psikologi kita sendiri.
Pribadi saya sendiri, melakukan intropeksi diri sendiri adalah menyadari kelemahan diri sendiri, mengintropeksi dalam setiap aspek kehidupan pribadi karena intropeksi merupakan proses menjadikan diri kita pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Ketika kita ingin mengintropeksi diri sendiri, membayangkan diri kita berada pada posisi yang paling rendah, karena dengan kerendahan hati inilah         kita akan mampu dan bisa menyadari kesalahan yang telah kita buat, melakukannya dengan ikhlas, maka kita tidak akan melewatan setiap prosesnya, karena dari situlah kita belajar agar tidak terjebak dalam lingkaran yang sama. Banyak dari kita melakukan intropeksi ketika mereka telah mengalami sebuah kegagalan, tentu hal ini tidak salah, karena intropeksi membuat kita menyadari kesalahan kita dan agar mampu menjadi pribadi lebih baik kedepannya.
Hal itulah mengapa intropeksi diri penting untuk pribadi saya, karena membuat saya bisa menyikapinya lebih dewasa dan membuat pribadi saya lebih baik. Walau terkadang saya kembali kelubang permasalahan yang sama, saya sudah bisa menyikapinya, karena saya sudah pernah berada diposisi itu, dan harus bagaimana saya menyikapinya hingga keluar dari masalah ini.
Pengalaman memang membuat saya menjadi lebih baik dari sekarang ini, karena memang pengalaman mengajarkan kita arti kehidupan yang sesungguhnya tinggal bagaimana kita meyikapinya dan mencari jalan keluarnya. Sehingga pengalaman memberikan pelajaran bahwa masalah itu tidak serta merta membuat kita menjadi sosok yang sombong, melainkan rendah diri.
Ketika melakukan intropeksi diri jangan pernah menyalakan orang lain, karena ketika melakukan intropeksi diri tidak mudah bagi kita menyalahkan orang lain karena kita sendiri mungkin memiliki kesalahan yang sama atau kesalahan yang lebih besar dari orang lain. Intropeksi juga menumbuhkan saya tentang rasa tanggung jawab, karena intropeksi diri adalah sebuah renungan dari hari atas kesalahan yang telah diperbuat ataupun kekurangan yang saya miliki.
Melangkah lebih baik dari esok hari, intropeksi menurut saya adalah sebuah harapan atau cahaya yang menuntun saya dalam lingkaran kegelapan, dimana harus mampu mengambil keputusan terbaik atas langkah yang harus dilakukan demi esok hari dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
Terima kasih untuk pengalaman yang telah menemui saya selama hdup saya ini, mungkin tanpa masalah hidup ini tidak berarti apa-apa hanya mengambang seperti daun yang gugur diterpa angin.

0 komentar:

Posting Komentar